Inilah 5 Cara Agar Selalu Istiqomah di Jalan Allah
Sebagai
manusia, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa beribadah dan
tunduk atas segala peraturan yang telah Allah tetapkan. Namun sering kali kita
lalai dan mengabaikan perintah tersebut karena berbagai hal. Kelalaian yang
menyebabkan tidak istiqomah dalam berbuat baik bisa karena hawa nafsu, emosi,
kemalasan, godaan syetan, dan hal-hal lainnya. Akhirnya kita lebih sering
mengejar hal-hal duniawi dibanding dengan mencari
keberkahan hidup menurut Islam itu sendiri.
Tentu
saja kita ingin ibadah kita terus stabil walaupun ada banyak sekali tantangan
dan hambatan yang harus dilalui. Untuk itu, perlu kita mengetahui agar selalu
istiqomah di jalan Allah. Seperti yang tercantum dalam hadits berikut.
Dari
Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu
perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang
pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian
istiqamahlah.” (HR Muslim).
Istiqomah
dalam Islam juga ternyata memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini seperti
yang Rasulullah SAW sampaikan dalam sebuah hadits, dalam menjawab pertanyaan
dari seorang sahabat. “Ya
Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam
dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi menjawab: “Katakanlah
aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan perintahnya
dan mejauhi larangan).
Lantas
bagaimana sebenarnya makna istiqomah dan cara agar selalu istiqomah di jalan
Allah SWT? Berikut penjelasannya dan semoga sahabat pembaca dapat menerapkannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pengertian
Istiqomah Menurut Islam
Dalam
istilah sehari-hari istiqomah sering kali diucapkan oleh kita dan sering juga
diingkari karena melaksanakannya bukanlah hal yang mudah. Istiqomah berada di
jalan yang lurus dan benar pada manusia selalu mengalami pasang surutnya.
Secara fitrah, hal ini terjadi karena memang manusia bukanlah manusia sempurna,
memiliki hawa nafsu, dan ketaqwaanya bisa mengalami pasang surut.
Secara
bahasa, istiqomah berarti lurus dan secara istilah bermakna akan suatu amalan
yang dijalankan secara konsisten dan mengikuti jalan yang diridhoi oleh Allah
SWT.
Para
sahabat Rasulullah SAW, juga sering menyebutkan makna dan pengertian tentang
Istiqomah. Seperti yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, ia menyebutkan
bahwa istiqomah berarti melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah.
Sedangkan Umar bin Khattab mendefinisikan sebagai suatu hal yang bertahan pada
satu perintah dan tidak melakukan suatu apapun yang dilarang.
Sahabat
lainnya seperti Usman bin Affan menyebutkan bahwa istiqomah berkaitan dengan
keikhlasan dan Abu Bakar Ashshiddiq mendefinisikan sebagai perbuatan yang tidak
menyekutukan Allah SWT atau tidak melakukan perbuatan syirik.
Selain
dari para Sahabat, para ulama seperti Ibnu Abbas pun juga memiliki pemaknaan
akan istiqomah. Ia menyebutkan bahwa istiqomah memiliki tiga arti, yaitu:
istiqomah dalam lisan atau terus bertahan membaca dua kalimat syahadat,
istiqomah dalam hati atau melakukan segala sesuatu termasuk ibadah dengan niat
yang tulus ikhlas hanya mengharap ridha Allah, dan istiqomah pada aspek jiwa
yang berarti hati dan ketaatan kita tanpa henti dan terus menerus mengarah pada
Allah SWT.
Dari
pandangan dan pendapat tersebut, kita bisa mengambil benang merah bahwa
istiqomah berkaitan erat dengan konsistensi yang diukur sepanjang hidup,
ketataan, dan jalan yang mengarah kepada kebenaran.
Cara
Agar Istiqomah dalam Ibadah
Seperti
yang disampaikan di awal, bahawa istiqomah bukanlah hal mudah. Untuk itu,
berikut adalah cara agar kita bisa istiqomah. Setidaknya ikhtiar kita
senantiasa mengarah pada keistiqomahan walaupun ujian tentu pasti akan datang.
1. Luruskan
Niat dan Tujuan
Dalam
sebuah hadits disampaikan bahwa niat adalah pilar utama dalam ibadah. Seseorang
bisa dinilai kebaikannya walaupun masih dalam niat, sedangkan niat buruk tidak
Allah hitung selagi belum terlaksana. Setiap amalan apapun, terdapat niatnya
masing-masing. Niat ini yang menentukan kemana dan untuk apa ibadah kita
sebenarnya. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut,
“Sesungguhnya
setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya
akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada
Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa
yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak
dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HR
Bukhari dan Muslim)
2.
Memaknai Kalimat Syahadat
Kalimat
syahadat adalah ikrar penentu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Kalimat
syahadat ini yang membuat kita menjadi seorang muslim dan tidak. Ada banyak
sekali cerita para sahabat terdahulu bahwa mereka berani untuk mati dan disiksa
demi mengikrarkan kalimat syahadat.
Contohnya
adalah seperti yang dialami oleh keluarga sahabat bernama Ammar bin Yasir. Ia
rela dicambuk hingga tersiksa fisiknya dan meninggal dunia demi mempertahankan
kalimat syahadat.
Jika
sudah benar-benar memaknai kalimat ini, sepertinya tidak akan ada lagi hal yang
paling penting di dunia selain dari ketaqwaan kepada Allah. Dengan kalimat ini,
mereka bisa istiqomah bahkan sampai dengan akhir hayatnya.
3.
Membaca dan Memahami Al-Quran
Sebagai
petunjuk umat Islam, Al-Quran juga memberikan kita keteguhan dan motivasi untuk
beribadah. Membaca dan memahami Al-Quran membuat kita semakin yakin kepada
kebenaran Islam, eksistensi Allah SWT, dan tentunya segala kebenaran di alam
semesta. Keteguhan hati akan terwujud bagi orang yang benar-benar memahami dan
memaknai Al-Quran. Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran, surat An-Nahl: 102.
“Katakanlah:
Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan
(hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
4.
Berkumpul dan Bergaul dengan
Orang-Orang yang Shalih
Sahabat
tentu pernah mendengar bahwa dengan siapa kita bergaul maka itulah siapa diri
kita nantinya. Seseorang yang berteman dengan seorang pandai besi, akan
mendapati badan atau pakaian kita hangus terbakar, atau mendapat bau yang
kurang sedap. Bergaul dengan penjual parfum, mungkin kita akan kedapatan
baunya. Untuk itu, dengan siapa kita bergaul maka kita akan terpengaruh
olehnya.
Berteman
dan bergaul dengan orang-orang shalih bisa melalui majelis ilmu, pengajian,
atau mencari lewat teman-teman yang baik di sekitar kita. Semoga, Allah
mempermudah jalan kita menemukan orang-orang seperti itu dalam hidup kita.
5.
Berdoa dan Memohon Keteguhan
Hati pada Allah SWT
Dalam
hidup ini, Allah lah yang membolak-balikan hati manusia. Ia yang mengetahui
segala apa yang ada dalam hati kita. Untuk itu, berdoa dan senantiasalah
memohon kepada Allah SWT agar kita benar-benar bisa diberikan kekuatan untuk
istiqomah di jalan-Nya. Seperti doa yang ada dalam hadits riwayat Thirmidzi
berikut, “Wahai Dzat yang
membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” Selain
itu juga ada doa
untuk meraih keberkahan dalam hidup, agar hidup kita penuh
ketenangan dan kemantapan dalam menjalankan perintah Islam.
Keistiqomahan
adalah kembali kepada manusia. Apakah kita mau untuk benar-benar konsisten atau
tidak. Kembali kepada niat dan tujuan kita dalam beribadah di muka bumi ini
pada Allah SWT. Selamat berjuang dalam keistiqomahan, sahabat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika bermanfaat beri komentar